Gambar badut-badut politik sudah ramai menghiasi sudut, pojok dan tengah jalan kota, juga di jalan-jalan pedesaan sampai gunung. Dari gambar skala kecil kartu remi hingga sebasar baliho gajah jongkok. Alat peraga kampanye ini sudah mulai terpampang satu bulan ini, bertebaran bagai jamur dimusim semi ranah politik. Juga media masa dan media sosial tidak ikut ketinggalan, bergeliat menghiasi ruang publik dan hingar bingarnya lewat konten aktivitasnya. Wah pokoknya rame ”koyok pasar malem dadakan” saja.
Yang menjadi pertanyaan, penampangan badot-badot politik itu apakah juga membawa misi dan visi yang bisa dipertanggungjawabkan ke pada rakyat ? Atau hanya sekedar hiasan abal-abal ?