DEMOKRASI DAN KEDAULATAN YANG SEMAKIN TERKIKIS

Dengan tergerusnya prilaku era jaman membuat kita harus mengambil sikap untuk berbenah diri. Berbagai suasana negeri yang kacau dan berantakan, bahkan ada kecenderungan di bawah garis kegelapan moral dan nilai-nilai akan toleransi yang semakin terkikis. Kita sebagai warga yang bermartabat terpanggil untuk terus menegakkan demokrasi.

Memang bentuk demokrasi yang menjanjikan suasana yang serba nyaman dalam kehidupan ini yang kita harapkan. Namun bukanlah “soko guru” bahwa demokrasi adalah bentuk dari kedaulatan rakyat, pemerintah berdasarkan persetujuan dari yang diperintah, kekuasaan oleh sebagian mayoritas yang ada. Namun hak-hak minoritas tetap terjamin. Tapi yang terjadi tidak seperti yang kita harapkan. Toleransi hanya sekedar bayang-bayang semu yang tidak bisa kita raih. Nah, apakah kita masih tetap bertahan, dalam merajut impian akan makna dari demokrasi yang sebenarnya dan agama yang semestinya menjadi tonggak pikir hidup bermasyarakat. Namun tak bisa kita bayangkan.

Menurut Abdurrahman Wahid (1999), persoalan agama tidak bisa dipahami secara hitam putih, apalagi menyangkut soal pikirkan pilihan politik. Bahwa yang ‘berteriak’ atas nama agama selalu mengidentifikasikan diri sebagai pembela agama, sementara yang lainnya tidak dianggap sebagai representasi (pembela) agama.

Fenomena ini menjadi catatan kritis Kuntowijoyo (2001) yang secara obyektif mendudukkan persoalan tentang siapa sesungguhnya yang dianggap pembela agama. Selama ini ada kecenderungan pengotak-ngotakkan himpunan kelompok yang berhak mengatasnamakan umat lainnya. Masalahnya selalu terletak pada atribut dan simbol keagamaan yang digunakannya sehingga seseorang atau kelimpok lain tidak berhak dianggap sebagai bagian dari umat.

Pentingnya demokrasi memberi kesadaran akan pluralitas sebagai salah satu prinsipnya. Dalam demokrasi masyarakat harus dapat berpartisipasi aktif memelihara dan melindungi adanya keragaman. Masyarakat tidak perlu dilokalisasi dalam agamis dan nonagamis dalam pilihan politik.

Perjuangan menegakkan demokrasi merupakan upaya umat manusia dalam rangka menjamin dan melindungi hak asasinya, karena demokrasi merupakan salah satu sistem politik yang memberi penghargaan atas hak dasar manusia. Demokrasi bukanlah hanya sebatas hak sipil dan politik rakyat, namun dalam perkembangannya demokrasi juga terkait erat dengan sejauh mana terjaminnya hak-hak ekonomi dan sosial budaya dari rakyatnya.

Dengan demikian hak asasi manusia akan terwujud dan terjamin oleh negara yang demokratis dan demikian sebaliknya, demokrasi akan terwujud apabila negara mampu menjamin tegaknya hak asasi manusia.

4 tanggapan untuk “DEMOKRASI DAN KEDAULATAN YANG SEMAKIN TERKIKIS

  1. Tulisan yang sangat menarik, Pak.
    Saya sangat setuju. Untuk itu, saya rasa akan baik jika kita mengumandangkan ajakan untuk mempraktikkan nilai-nilai demokrasi pancasila mulai dari diri kita masing-masing lalu merambah pada keluarga kecil kita lalu komunitas tempat kita berada.

    Suka

    1. Betul apa yang kau katakan, kita berangkat dari diri kita sendiri. Justru yang menjadi pertanyaan, pengertian kata ‘kita’ . Sama dengan kita apa tidak yang mempunyai kepedulian untuk membangun kedaulatan dan hak demokrasi kita yang tidak menentu.

      Disukai oleh 1 orang

      1. Sulit untuk menjawab pertanyaan seperti ini, Pak.
        Tidak semua orang memiliki prinsip dan pemahaman yang sama. Tapi, setidaknya, kita bisa mulai dari komunitas yang memiliki pandangan yang sama terlebih dahulu, soal jumlah, kita hanya bisa berharap seiring berjalannya waktu saja.

        Suka

Tinggalkan komentar